“Geriatric Disease: Care for Our Elderly, Empower Our Society”.

LATAR BELAKANG

Kesehatan mental merupakan komponen integral dan penting dari kesehatan. WHO menyatakan bahwa "Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kecacatan." Implikasi penting dari definisi ini adalah bahwa kesehatan mental adalah lebih dari sekedar tidak adanya gangguan mental atau cacat. (WHO,2014).
Beberapa faktor sosial, psikologis, dan biologis menentukan tingkat kesehatan mental seseorang pada setiap titik waktu. Sebagai contoh, tekanan sosial-ekonomi yang terus-menerus meningkatkan risiko terhadap kesehatan mental bagi individu dan masyarakat. Bukti yang paling jelas terkait dengan indikator kemiskinan, termasuk rendahnya tingkat pendidikan. Kesehatan mental yang buruk juga berhubungan dengan perubahan social yang cepat, kondisi kerja stres, diskriminasi gender, pengucilan sosial, gaya hidup tidak sehat, risiko kekerasan, fisik yang sakit dan pelanggaran hak asasi manusia. (WHO,2014)
Saat ini, masalah kesehatan mental tersebut diakui sebagai masalah kesehatan berkembang seperti negara sedang berkembang. Gagasan bahwa masalah kesehatan mental yang kurang umum di negara-negara berpendapatan rendah daripada di negara-negara maju telah lama diperdebatkan. (Deribew,2011) Setidaknya 40 juta orang di dunia menderita bentuk parah dari gangguan mental seperti skizofrenia dan demensia. Tak kurang dari 20 juta orang di seluruh dunia menderita epilepsi yang juga merupakan gangguan mental; dan selanjutnya 200 juta yang lumpuh oleh gangguan mental dan neurologis kurang parah seperti neurosis dan neuropati perifer.(Deribew,2011)
Penyakit mental adalah masalah yang kompleks, yang melibatkan berbagai diagnosis, perawatan dan jasa. Namun, ketika orang-orang dengan penyakit mental ditanya apa yang mereka butuhkan untuk kehidupan yang memuaskan, jawaban mereka biasanya cukup sederhana: rumah, pekerjaan, dan seorang teman. Belum lama ini, orang yang didiagnosis dengan penyakit mental yang serius diberi sedikit harapan untuk kembali ke kehidupan di masyarakat; hari ini kita tahu bahwa pemulihan adalah mungkin, dan bahkan diharapkan. Pemulihan dari penyakit mental bukan tentang bantuan lengkap dari gejala, tetapi tentang mendapatkan kembali rasa kontrol atas kehidupan, daripada merasa didefinisikan oleh penyakit. Hal ini dipahami secara pribadi oleh masing-masing individu, sering sebagai perjalanan menuju penentuan nasib sendiri, pilihan, dan pemberdayaan. (Alexander,2009)
Melihat masalah tersebut, MEDJONSON 2015 yang akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengangkat tema "Psychiatric Disorder" sebagai tema workshop dan lomba. Dengan diangkatnya tema tersebut, diharapkan para delegasi mendapatkan informasi keilmuan terkini mengenai permasalahan kesehatan di Indonesia dan penyelesaiannya, khususnya terkait proses penyakit kejiwaan, dan dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam menjalankan perannya sebagai tenaga kesehatan. Dengan demikian, harapan untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif dapat terwujud.
MEDJONSON UMY MEDJONSON UMY Author

Twitter